Pemerintah Korea Selatan mendesak komunitas medis untuk berdialog tanpa syarat menyusul pengunduran diri profesor di berbagai universitas kedokteran.
Pemerintah menyatakan pihaknya tengah mempertimbangkan penanganan yang lebih fleksibel terkait isu para dokter magang yang belum kembali bekerja.
Selain mengoperasikan pusat pelaporan perlindungan secara online bagi dokter magang untuk melaporkan opini masing-masing secara anonim, pemerintah juga menyediakan pusat pelaporan khusus untuk profesor fakultas kedokteran demi mencegah pemaksaan pengunduran diri serempak.
Meskipun demikian, tanggapan para profesor tidak berubah semenjak pemerintah mengambil kebijakan untuk menambah kuota mahasiswa kedokteran sebanyak 2.000 orang. Para profesor serempak mengundurkan diri dan mengurangi jam kerja merawat pasien.
Asosiasi Profesor Kedokteran Nasional menegaskan pihaknya tidak akan berkenan untuk berdialog apabila pemerintah tidak menarik kebijakan tersebut.
Hingga saat ini, profesor dari Universitas Korea, Universitas Ulsan, dan Universitas Yonsei mengundurkan diri serempak, disusul oleh profesor dari Univeristas Nasional Seoul. Profesor dari Universitas Sungkyunkwan juga akan mengundurkan diri serempak pada tanggal 28 Maret mendatang.
Asosiasi Dokter Korea Selatan akan memilih ketua baru pada Selasa (26/3) malam, namun aksi pertentangan para dokter diperkirakan akan menguat dikarenakan kedua calon ketua berada di pihak garis keras.