Pemerintah Amerika Serikat mengatakan pihaknya sangat prihatin terhadap kerja sama nuklir dan rudal antara Korea Utara dan Iran, di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan Timur Tengah yang disebabkan oleh serangan Iran terhadap Israel.

Ketika ditanya dalam keterangan pers pada Selasa (16/04) waktu setempat mengenai apakah adanya kekhawatiran atas kerja sama Iran dengan Korea Utara untuk mengembangkan senjata nuklir dan rudal balistik, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller menyampaikan bahwa hal tersebut adalah persoalan yang sangat mengkhawatirkan. 

Sebenarnya Korea Utara dan Iran yang menjalin hubungan bilateral pada tahun 1973 dan terus melanjutkan hubungan persahabatan dan kerja sama di tengah berlakunya sanksi dari komunitas internasional, dengan memiliki kesamaan sentimen anti-Amerikanisme. Selain itu, dalam proses tersebut, adanya kekhawatiran yang terus diangkat mengenai kerja sama kedua negara di bidang teknologi rudal dan misil. 

Dalam keterangan pers, juru bicara Pentagon Pat Ryder melanjutkan, tidak bisa berspekulasi atas kemungkinan Iran menggunakan senjata Korea Utara saat menyerang Israel, namun ancaman yang dipicu oleh Korea Utara dan Iran ditanggapi dengan 'sangat serius'. 

Dia juga mengatakan bahwa untuk merespons potensi ancaman serupa, AS akan terus bekerja sama dengan erat bersama sekutunya di kawasan Timur Tengah dan Indo-Pasifik.