Proyek eksplorasi Venus untuk meluncurkan satelit terkecil penjelajah Venus ke orbit rendah bumi akan dilaksanakan mulai tahun ini.
Ketua Penelitian atau CI (Chief Investigator) Planetary Atmospheres Group) dari Institut For Basic Science (IBS) Lee Yeon-ju mempublikasikan rencana proyek pemantauan Venus jangka panjang pada hari Jumat (23/06).
Lembaga penelitian tersebut akan meluncurkan satelit terkecil yang berisikan peralatan pemantau tingkat refleksi dan tingkat polarisasi dari Venus ke orbit rendah bumi satu kali dalam tiga tahun.
Satelit pertama ditargetkan akan diluncurkan ke orbit bumi pada tahun 2026 mendatang.
Ketua Lee tersebut merupakan satu-satunya peneliti Venus dari Korea Selatan, dan bergabung dengan IBS pada tahun lalu.
Dirinya pernah mengambil bagian dalam Venus Express dari Badan Antariksa Eropa (ESA), proyek Bepi Colombo yang dikembangkan oleh ESA dan Badan antariksa nasional Jepang (JAXA) secara bersama-sama.
Menurut Lee, informasi terkait Venus cukup banyak setelah Uni Soviet dan Amerika Serikat (AS) menjelajahi Venus pada tahun 1970 lalu dengan ekspektasi keberadaan makhluk hidup di Venus, namun masih banyak yang belum diketahui.
Lee menjelaskan bahwa penelitian Venus bermanfaat untuk mencari planet yang menyerupai bumi dalam jangka panjang.
Penjelasan tersebut berhubungan dengan pembukaan kembali eksplorasi Venus oleh Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dalam 30 tahun sejak tahun 2021 lalu, pembukaan rencana eksplorasi Venus oleh Eropa, Rusia, India, Cina, dan lainnya.
Lee mengatakan bahwa pihaknya dapat mencari exoplanet atau planet di luar tata surya secara lebih banyak sesuai dengan peningkatan kemampuan pemantauan exoplanet.
Jika dapat membedakan apakah planet yang berada di 'Habitable Zone' yang memungkinkan keberadaan makhluk hidup menyerupai Venus atau Bumi, maka hal itu sangat bermanfaat dalam penelitian.