ⓒ Getty Images Bank

Usiaku 23 tahun... Di bulan Maret... aku muntah darah.

Jenggot yang telah kupelihara selama enam bulan itu kucukur dengan pisau cukur hingga menyisakan bentuk sebesar kupu-kupu. Aku membawa sebungkus obat dan pergi menuju tempat pemandian air panas di kota baru B. Aku tidak keberatan mati di sana.

Namun, pemuda dalam tubuhku yang masih belum sempat mekar ini pada akhirnya bersungkur dan memohon kepada peramu obat tradisional untuk menyelamatkan nyawanya. Di bawah lampu tempat penginapan yang remang-remang itu, aku selalu mengeluhkan bahwa hidup ini tidak adil.

- Cuplikan program:

Aku pun melupakan obatku dan mengerahkan seluruh pikiranku untuk mencintai Geum-hong. Mungkin ini akan terdengar konyol, namun kekuatan cinta membuatku berhenti muntah darah.

Aku tidak pernah membayar uang sepeser pun pada Geum-hong. Mengapa? Itu karena siang dan malam Geum-hong selalu berada di kamarku, atau aku selalu berada di kamarnya.

Sebagai gantinya, aku memperkenalkan seorang pelajar dari Perancis bernama Woo pada Geum-hong. Menuruti perintahku, Geum-hong mengajak Woo untuk pergi ke tempat pemandian bersama. Tempat pemandian pribadi itu adalah fasilitas yang sangat tabu. 

Aku juga merekomendasikan Geum-hong kepada Pengacara C yang menginap di kamar sebelahku. Terkesan dengan antusiasmeku, ia pun langsung mengunjungi kamar Geum-hong.

Namun, Geum-hong yang tercinta itu tidak pernah lepas dari sisiku. Dengan malu-malu, ia memamerkan lembaran uang 10 Won yang ia terima dari Woo, C dan pria lainnya. 

지어 가지고 온 약은 집어치우고

나는 금홍이를 사랑하는 데만 골몰했다.

못난 소린 듯 하나 사랑의 힘으로 각혈이 다 멈췄으니까.

나는 금홍이에게 놀음채를 주지 않았다.

왜? 날마다 밤마다 금홍이가 내 방에 있거나 

금홍이 방에 내가 있거나 했기 때문에...

그 대신.. 우(禹)라는 불란서 유학생을 나는 금홍이에게 권하였다.

금홍이는 내 말대로 우씨와 더불어 독탕에 들어갔다.

이 독탕이라는 것은 좀 음란한 설비였다.

나는 또 내 곁방에 와 묵고 있는 C라는 변호사에게도 금홍이를 권하였다.

C는 내 열성에 감동되어 하는 수 없이 금홍이 방을 범했다.

그러나 사랑하는 금홍이는 늘 내 곁에 있었다.

그리고 우, C 등등에게서 받은 십 원 지폐를 여러 장 꺼내놓고

어리광 섞어 내게 자랑도 하는 것이었다. 

Korea, atau Joseon di bawah kuasa pemerintahan Jepang memiliki budaya yang sangat berbeda dengan masa kini. Joseon di tahun 1930an adalah negara yang sangat tereksploitasi dan tertekan oleh kapitalisme penjajahan Jepang. Di masa itu, dunia dikuasai oleh materialisme dan keserakahan. Apa pun dapat dinilai dengan uang, termasuk cinta. 

Geum-heung adalah seorang “gisaeng,” yang bekerja sebagai wanita bayaran untuk bertahan hidup. Namun, Yi Sang percaya bahwa dirinya dan Geum-hong memiliki cinta yang sejati, karena cinta mereka tidak dipertukarkan dengan uang. Yi Sang tidak merasa cemburu dan bahkan memperkenalkannya kepada pria lain agar Geum-hong bisa mendapatkan penghasilan. Hubungan mereka memang tidak seperti hubungan kekasih pada umumnya, namun itulah kehidupan di Korea masa itu, masa di mana penindasan menyebabkan rusaknya nilai moral dalam masyarakat.    

Geum-hong membawa sebuah meja lipat bersama minuman dan camilan.     

Aku meneguk satu gelas. Geum-hong turut meneguk satu gelas. Aku menyanyikan satu bait lagu rakyat dari Yeongbeon. Geum-hong pun turut menyanyikan satu bait lagu rakyat dari Jeolla. 

Malam semakin larut dan perbincangan panjang kami berakhir dengan kesimpulan bahwa kami memang ditakdirkan untuk terpisah selamanya dalam hidup ini. Sambil mengetukkan irama dengan sendok peraknya, Geum-hong menyanyikan lagu sedih yang tak pernah kudengar sebelumnya.     

“Meski semuanya adalah kebohongan, rasanya bagaikan mimpi. 

Meski semuanya adalah kebohongan, rasanya bagaikan mimpi.

Dunia fana yang berliku-liku, bakarlah hatiku yang telah kelabu.”

술상을 보아 왔다.

나도 한 잔 먹고 금홍이도 한 잔 먹었다.

나는 영변가를 한 마디 하고 금홍이는 육자배기를 한마디 했다.

밤은 이미 깊었고, 

우리 이야기는 이 생(生)에서의 영이별이라는 결론으로 밀려갔다.

금홍이는 은수저로 소반전을 딱딱 치면서

내가 한 번도 들은 일이 없는 구슬픈 창가를 한다.

“속아도 꿈결 속여도 꿈결

 굽이굽이 뜨내기 세상

 그늘진 심정에 불질러 버려라” 

---

Yi Sang (lahir di Seoul, 20 Agustus 1910 – 17 April 1937)

    - Debut: Novel “12 Desember”(1930)