Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Siganui Chum / Ssareum / Daenamu Sup

#Citra Musik Korea l 2023-06-16

Citra Musik Korea

Siganui Chum / Ssareum / Daenamu Sup

Siganui Chum

Dahulu ketika mayoritas penduduk Korea masih banyak yang bertani, di musim haji (하지) atau puncak musim panas orang-orang sibuk dengan pekerjaan mereka. Di wilayah selatan yang biasanya bisa panen dua kali setahun, orang-orang memanen jelai kemudian dilanjutkan dengan menanam padi. Tetapi kalau sampai terlambat menanam padi setelah periode haji berakhir, padinya tidak bisa tumbuh sempurna karena musim tanam yang tersisa terlalu pendek. Bisa-bisa mereka gagal panen dan pekerjaan mereka jadi sia-sia. Di Korea juga ada pepatah yang mengatakan “Begitu periode haji selesai, tibalah musim hujan.” Jadi dahulu para petani begitu khawatir di saat-saat periode ini, karena saat musim tanam mereka takut kekeringan tetapi begitu periode haji selesai mereka dihadapkan pada musim hujan dengan intensitas tinggi yang bisa menyebabkan banjir. Tetapi sejak dulu orang Korea tahu mereka bisa mendapat panen berlimpah saat musim gugur kalau mereka bekerja keras. Maka dari itu para petani Korea selalu kerja keras, banting tulang supaya di musim dingin mereka tidak kelaparan karena gagal panen. 


Ssareum

Piri adalah alat musik tiup yang memainkan melodi utama di hampir semua musik tradisional Korea, dari musik istana yang megah hingga lagu rakyat yang meriah maupun musik pengiring tari topeng. Selain itu, seruling ini juga sangat cocok dimainkan dengan alat musik barat seperti gitar atau akordeon. Sampai sekarang pun seruling ini masih menjadi salah satu alat musik favorit masyarakat Korea. Lagu berjudul Ssareum (싸름) berarti Suara Tonggeret. Orang Korea menganggap musim panas tidak akan lengkap kalau tidak ada suara nyanyian dari serangga yang nyaring ini, meskipun kadang-kadang menjengkelkan karena suaranya berisik dan sering membuat tidur tidak nyenyak. Yang menarik dari lagu rakyat yang berasal dari wilayah barat Korea ini adalah liriknya yang merupakan sebuah lagu cinta yang mengutip refrain dari lagu yang berjudul Ssareum Taryeong. Berikut adalah bagian reffnya telah diterjemahankan ke dalam bahasa Indonesia.

Dari belantara hutan terdengar suara tonggeret kesepian,

Ssareum, ssareum, ssareum... mengingatkan kampung halaman yang selama ini terlupakan.


Daenamu Sup

Di musim liburan antara Juli dan Agustus banyak orang Korea yang pergi ke gunung dan pantai. Mungkin mereka memilih dua tempat itu karena mendengar sebuah pepatah dalam Analek Konfusius seperti ini, “Orang yang bijak menyukai air sementara orang yang baik hati menyukai gunung.” Air itu fleksibel, bentuknya selalu menyesuaikan dengan wadahnya, bila wadahnya kotak bentuknya juga menjadi kotak, bila wadahnya bulat, bentuknya juga menjadi bulat. Jadi bijak itu diibaratkan seperti air yang fleksibel, orang yang bijak adalah orang yang bisa menyesuaikan diri dengan sesamanya, dia lebih suka mencari cara yang terbaik demi kebersamaan ketimbang bermusuhan. Sedangkan gunung yang tak pernah ke mana-mana, hanya menetap di satu tempat, selalu menyambut siapa pun yang datang dan juga tidak pernah membebani mereka yang pergi. Jadi gunung melambangkan kebaikan. Lagu dengan judul Daenamu Sup (대나무 숲) atau Hutan Bambu adalah lagu yang liriknya terinspirasi dari puisi yang mengajak para pembacanya untuk selalu menikmati hidup. Tetapi bagian lirik yang berkesan dan paling diingat orang Korea adalah yang liriknya mengajak untuk menikmati hidup selagi muda.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >