Korea Selatan dan empat negara lainnya telah mengadopsi pernyataan yang mengungkapkan keprihatinan tentang perdagangan senjata ilegal Korea Utara.
Menurut Majelis Nasional pada hari Selasa (07/05), para ketua parlemen dari kelompok MIKTA yang terdiri dari Korea Selatan, Meksiko, Indonesia, Turki dan Australia, telah mengadopsi pernyataan ketua pada hari sebelumnya setelah Konsultasi Ketua MIKTA ke-10 di Meksiko.
Pernyataan yang terdiri dari 22 poin tentang berbagai topik tersebut, mengungkapkan keprihatinan serius mengenai peluncuran rudal balistik Korea Utara, penggunaan teknologi terkait, dan perdagangan senjata ilegal, serta menambahkan bahwa ketegangan yang terjadi di Semenanjung Korea mengancam perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.
Meskipun kekhawatiran tentang Pyongyang tidak tercantum dalam draf awal pernyataan itu, namun parlemen Korea Selatan dilaporkan memersuasi negara-negara lain untuk memasukkannya di tengah peningkatan kekhawatiran masyarakat internasional tentang perdagangan senjata ilegal Korea Utara.
Sementara itu para pembicara MIKTA juga dilaporkan memiliki beberapa perbedaan pendapat mengenai sifat perang antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas, serta antara Rusia dan Ukraina, hingga resolusi untuk perang tersebut.