Presiden Lee Jae Myung menegaskan bahwa pemerintah akan mencatat secara tepat sejarah perjuangan kemerdekaan dan mengenangnya bersama rakyat, dalam rangka memperingati 80 tahun kemerdekaan.
Presiden Lee menyampaikan komitmen tersebut saat menghadiri upacara peringatan ke-80 yang digelar di Sejong Center for the Performing Arts di Seoul pada Jumat (15/08). Dalam pidato peringatannya, ia menegaskan bahwa menjaga sejarah perjuangan melawan penjajahan Jepang serta kehormatan para pejuang kemerdekaan adalah bagian penting dari upaya menjaga masa depan bangsa.
Presiden Lee juga berjanji akan memberikan penghormatan khusus kepada para pejuang kemerdekaan yang masih hidup serta meningkatkan kompensasi bagi keluarga pewaris jasa pejuang kemerdekaan.
Ia menyatakan bahwa hubungan Korea Selatan dan Jepang harus melihat langsung pada sejarah masa lalu, namun akan tetap mencari jalan kerja sama yang saling menguntungkan yang berorientasi pada masa depan.
Ditekankan pula bahwa Jepang adalah tetangga sekaligus mitra penting dalam pembangunan ekonomi, sehingga kedua negara harus bekerja sama untuk masa depan berdasarkan rasa saling percaya. Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan harapannya kepada pemerintah Jepang untuk menerima secara jujur sejarah yang kelam dan berupaya agar tidak merusak kepercayaan antara kedua negara.
Terkait hubungan dengan Korea Utara, presiden Korea Selatan mengimbau pentingnya pemulihan kepercayaan dan menyatakan tekadnya untuk memulihkan dialog.
Ia memaparkan bahwa pemerintah akan secara konsisten mengambil langkah-langkah nyata demi meredakan ketegangan, seperti menghentikan penyebaran selebaran dan siaran pengeras suara ke utara, serta secara proaktif dan bertahap memulihkan Perjanjian Militer 19 September.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa Korea Selatan dan Korea Utara bukanlah musuh, sambil menekankan penghormatan terhadap sistem yang ada di pihak utara, serta menegaskan bahwa Korea Selatan tidak akan mengejar bentuk reunifikasi melalui penyerapan dalam bentuk apa pun.
Presiden Lee juga menegaskan bahwa Semenanjung Korea yang damai berarti bebas nuklir, sehingga akan mencari jalan keluar untuk denuklirisasi melalui kerja sama dengan komunitas internasional.