Kantor Kepresidenan Korea Selatan mengumumkan bahwa tarif timbal balik yang semula direncanakan Amerika Serikat sebesar 25% mulai 1 Agustus telah disepakati untuk turun menjadi 15%.
Dalam keterangan pers pada Rabu (30/07), Kepala Staf Kebijakan Kepresidenan Kim Yong-beom menyampaikan salah satu kesepakatan utama adalah di industri perkapalan. Korea Selatan dan AS akan membentuk Dana Kerja Sama Perkapalan senilai 150 miliar dolar AS, yang mencakup konstruksi kapal, pemeliharaan dan perbaikan (MRO), serta komponen industri perkapalan secara keseluruhan.
Kim menyatakan bahwa sinergi antara keunggulan desain dan konstruksi Korea Selatan serta keahlian perangkat lunak AS diharapkan menghasilkan kapal masa depan seperti kapal otomatis.
Selain itu, dana investasi terpisah sebesar 200 miliar dolar AS akan dibentuk untuk sektor strategis seperti semikonduktor, energi nuklir, baterai sekunder, dan bioindustri. Pemerintah AS menjamin pembelian hasil proyek untuk meminimalkan risiko, dan dana ini akan digunakan untuk proyek-proyek dengan kelayakan komersial yang rasional.
Meski ada tekanan dari pihak AS, Korea Selatan tidak membuka pasar tambahan untuk beras dan daging sapi dengan alasan keamanan sektor pertanian dan pangan. Namun tarif untuk semikonduktor dan produk farmasi yang direncanakan akan dikenakan selanjutnya dinilai tidak akan merugikan Korea Selatan dibandingkan negara lain.
Kim menegaskan bahwa negosiasi dilakukan dengan mengutamakan kepentingan nasional. Kesepakatan ini secara signifikan mengurangi ketidakpastian dalam lingkungan ekspor dan menciptakan kondisi yang setara atau lebih baik bagi perusahaan Korea Selatan untuk bersaing secara global.
Pemerintah juga akan mendukung perluasan daya saing dan diversifikasi pasar ekspor perusahaan-perusahaan Korea.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump juga mengumumkan kesepakatan tersebut dan menyatakan niatnya untuk mengadakan KTT Korea-AS dalam dua minggu ke depan, dengan jadwal yang akan dikoordinasikan melalui jalur diplomatik.