Presiden Amerika Serikat Donald Trump tetap ingin berdialog dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un terkait dengan denuklirisasi Korea Utara. Hal ini disampaikan Gedung Putih AS yang menanggapi pernyataan Wakil Direktur Departemen Partai Buruh Korea Utara Kim Yo-jong yang menyampaikan bahwa negosiasi antara Korea Utara dan AS mengenai denuklirisasi tidak mungkin dilakukan.

Dalam laporan Reuters pada Senin (28/07), pejabat Gedung Putih menyampaikan Presiden Trump masih terbuka untuk berkomunikasi dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un guna mengakhiri program nuklir Korea Utara secara menyeluruh. 

Sebelumnya, dalam pernyataan Kim Yo-jong yang berjudul "Kontak antara Korea Utara dan Amerika Serikat hanyalah 'harapan' Amerika", menyatakan, “Kami tidak ingin menyangkal bahwa hubungan pribadi antara kepala negara kami dan Presiden Amerika saat ini tidak buruk,” namun tetap menegaskan kembali posisi Korea Utara bahwa mereka tidak akan melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat dengan tujuan denuklirisasi.

"Setidaknya harus ada kebijaksanaan untuk mengakui bahwa konfrontasi antara dua negara pemilik nuklir tidak akan menguntungkan siapa pun. Maka dari itu, sebaiknya kita mencari jalur komunikasi alternatif yang didasarkan pada pemikiran baru tersebut,” ucap Kim Yo-jong yang mengisyaratkan kemungkinan adanya dialog untuk tujuan lain selain denuklirisasi.

Sejauh ini, pemerintahan Trump tetap menegaskan bahwa tujuan Amerika Serikat adalah denuklirisasi total Korea Utara, dan bahwa Presiden Trump bersedia menempuh jalur diplomatik, termasuk melalui pertemuan tingkat tinggi, demi tujuan tersebut.

Pejabat Gedung Putih juga sebelumnya pada hari Jumat (25/07) menjawab pertanyaan dari Yonhap News mengenai apakah sanksi baru terhadap Korea Utara menandakan bahwa diplomasi akan sulit dilakukan dalam waktu dekat. Ia mengatakan bahwa Presiden Trump tetap membuka pintu untuk berdialog dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un demi mencapai denuklirisasi total Korea Utara.