Pemerintah Korea Selatan sedang melakukan berbagai upaya dalam negosiasi perdagangan menjelang batas waktu pengenaan tarif timbal balik oleh Amerika Serikat (AS).
Menteri Perindustrian, Perdagangan, dan Sumber Daya Korea Selatan, Kim Jung-kwan yang sedang berada di AS dilaporkan telah menemui Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick di Washington, D.C. pada Kamis (24/07).
Menurut sumber diplomatik, pertemuan antara kedua menteri industri itu berlangsung selama sekitar satu jam 20 menit dan dihadiri oleh Wakil Menteri Perdagangan Korea Selatan, Yeo Han-koo.
Sebelumnya, dalam wawancara dengan CNBC, Lutnick menyebutkan bahwa Korea Selatan ingin mencapai kesepakatan, seperti halnya Eropa. Ia juga mengatakan bahwa Korea Selatan mungkin sempat mengumpat saat melihat isi kesepakatan antara AS dan Jepang.
Ungkapan Lutnick itu ditafsirkan untuk menekan Korea Selatan yang dengan kompetitif bersaing dengan Jepang di pasar ekspor ke AS.
Sebelumnya, Jepang telah berjanji untuk melakukan investasi besar-besaran di AS, senilai 759 triliun won, serta menyetujui penurunan tarif timbal balik dan tarif otomotif dari 25% menjadi 15%, dengan imbalan pembukaan pasar di sektor otomotif dan beras.
Jika Korea Selatan tidak berhasil menurunkan tarifnya ke tingkat setara Jepang, industri otomotif Korea Selatan dapat berada dalam posisi yang relatif tidak menguntungkan.
Pada 7 Juli lalu, Presiden Trump menetapkan tarif timbal balik untuk Korea Selatan sebesar 25% yang akan diterapkan 1 Agustus. Artinya, Korea Selatan hanya memiliki waktu kurang dari satu minggu untuk mencapai kesepakatan dengan pihak AS.
Pemerintah Korea Selatan kini menjadikan penurunan tarif timbal balik 25% sebagai tujuan utama dalam negosiasi perdagangan dengan AS.