Korea Selatan mencatat surplus transaksi berjalan kumulatif hingga bulan Mei tahun ini sebagai yang terbesar ketiga dalam sejarah. Hal ini didorong oleh peningkatan ekspor semikonduktor dan penurunan harga minyak global.
Berdasarkan data yang dirilis Bank Sentral Korea (BOK) pada Jumat (04/07), selama periode Januari hingga Mei tahun ini, surplus transaksi berjalan kumulatif Korea Selatan tercatat sebesar 35,1 miliar dolar AS.
Jika dilihat berdasarkan periode Januari hingga Mei, angka ini merupakan surplus terbesar ketiga dalam sejarah, setelah tahun 2016 yang mencatat sebesar 41,04 miliar dolar dan tahun 2015 sebesar 38,15 miliar dolar.
Korea Selatan telah mencatat surplus transaksi berjalan setiap bulan selama 25 bulan berturut-turut sejak Mei 2023.
Sementara untuk hanya bulan Mei, surplus transaksi berjalan tercatat sebesar 10,14 miliar dolar AS, yang menandai surplus terbesar ketiga untuk bulan Mei dalam sejarah.
Jumlah ekspor pada Mei mencapai sebesar 56,93 miliar dolar, turun 2,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ekspor mobil, baja, dan produk minyak merupakan faktor pendorong penurunan ekspor. Sementara produk teknologi informasi (TI) seperti semikonduktor menunjukkan tren positif. Namun angkanya belum sanggup mendorong pertumbuhan ekspor ke arah positif.
Nilai impor pada bulan Mei tercatat sebesar 46,27 miliar dolar, turun 7,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, seiring dengan turunnya harga energi global.