Kementerian Maritim Korea Selatan pada Rabu (02/07) menyatakan bahwa Araon, satu-satunya kapal riset pemecah es milik Korea Selatan, akan berlayar ke Samudra Arktik untuk melakukan survei topografi dasar laut dan kegiatan lainnya guna mendukung pengoperasian jalur pelayaran Arktik.

Kapal Araon dijadwalkan berlayar selama 91 hari mulai Kamis (03/07) untuk menjelajahi perairan utama di kawasan Arktik, termasuk Laut Bering, Laut Siberia Timur, Laut Chukchi, dan Laut Beaufort.

Dalam pelayaran tersebut, Araon akan melakukan penelitian mendalam mengenai dampak penurunan es laut terhadap ekosistem di sekitarnya, serta fenomena runtuhnya lapisan tanah beku di dasar laut Arktik.

Selama periode pelayaran, tim peneliti dari Lembaga Riset Kutub Korea akan mengambil kembali peralatan pemantauan jangka panjang yang telah dipasang tahun lalu guna mengamankan data eksplorasi selama satu tahun terakhir.

Selain itu, tim peneliti juga akan mengukur ketebalan es dan kondisi bawah laut. Peneliti juga akan tinggal sementara di atas es laut, untuk melakukan observasi menyeluruh terhadap laut dan atmosfer di kawasan Arktik.

Pihak kementerian memaparkan bahwa ekspedisi tahun ini, yang memasuki tahun ke-16, akan berperan penting dalam meningkatkan pemahaman tentang kondisi laut dan iklim di kawasan Arktik yang berada di garis depan perubahan iklim. 

Ekspedisi ini diharapkan dapat mengamankan data dasar seperti informasi topografi dasar laut dan kondisi cuaca, guna mendukung pengoperasian jalur pelayaran Arktik secara aman dan efisien.