China dilaporkan telah menerima ribuan pekerja asal Korea Utara sejak awal tahun ini. 

Mengutip sumber tentang hubungan Korea Utara dan China, harian Jepang Yomiuri Shimbun pada Jumat (27/06) melaporkan bahwa sekitar tiga ribu pekerja Korea Utara memasuki Kota Hunchun di Provinsi Jilin, China, dalam kurun waktu tiga bulan pertama tahun ini. Sementara sekitar 500 orang lainnya tiba di Kota Dandong, Provinsi Liaoning, pada bulan Mei lalu. 

Sebagian besar dari mereka dilaporkan merupakan perempuan muda yang bekerja di pabrik-pabrik pengolahan tekstil dan makanan laut.

Surat kabar tersebut mengabarkan bahwa penerimaan pekerja Korea Utara oleh China kemungkinan besar melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. Selain itu, dispekulasikan bahwa pemerintahan Xi Jinping tengah berupaya mempererat kembali hubungan dengan rezim Pyongyang, sekaligus memanfaatkan kesempatan untuk mendapatkan tenaga kerja murah.

Dilaporkan pula bahwa negosiasi sedang berlangsung untuk menerima pekerja Korea Utara tidak hanya di wilayah timur laut China, tetapi juga di berbagai daerah lainnya.

Seorang sumber mengatakan bahwa tidak mungkin pemerintah daerah di China dapat memutuskan sendiri untuk menerima pekerja Korea Utara. 

Dewan Keamanan PBB, melalui resolusi sanksi terhadap Pyongyang, telah melarang negara-negara anggota PBB memberikan izin kerja kepada pekerja asal Korea Utara dan mewajibkan pemulangan mereka sebagai upaya untuk mencegah perolehan devisa oleh rezim tersebut.