Presiden Lee Jae Myung memberikan pidato kenegaraan pertamanya di Majelis Nasional pada Kamis (26/06).
Dalam pidatonya, Presiden Lee menyinggung kondisi perekonomian yang sulit dan meminta kerja sama dari Majelis Nasional untuk menyusun dan melaksanakan anggaran tambahan secara cepat dan efektif.
Ia menekankan bahwa sekarang saatnya pemerintah bekerja untuk menggerakkan kembali perekonomian sehingga tidak boleh berpegang pada kebijakan pengetatan anggaran di tengah krisis ekonomi.
Presiden Lee menjelaskan rincian kebutuhan anggaran tambahan, termasuk penyusunan kupon konsumsi sebesar 13 triliun won untuk pemulihan ekonomi rakyat.
Menurutnya, kupon konsumsi tersebut akan diberikan secara merata kepada seluruh masyarakat, tapi dukungan lebih besar akan disediakan untuk kelompok rentan dan wilayah dengan risiko kepunahan populasi.
Presiden Lee juga menyampaikan bahwa anggaran tambahan mencakup dana untuk menghidupkan sektor yang lesu serta meningkatkan investasi pada sektor kecerdasan buatan dan energi terbarukan sebagai penggerak utama pertumbuhan negara di masa depan.
Selain itu, diperlukan langkah-langkah khusus bagi pelaku usaha kecil, wiraswasta, dan kelompok masyarakat rentan. Sebagai bagian dari upaya tersebut, pemerintah akan menghapus utang macet jangka panjang dari sekitar 1,13 juta orang dengan skor kredit rendah yang tidak dapat mengakses pinjaman dari lembaga keuangan, serta memberikan tambahan potongan bunga bagi pelaku usaha kecil yang membayar cicilan secara tertib.
Ia juga menegaskan bahwa pemerintahan baru akan menjalankan kebijakan fiskal secara transparan dan bertanggung jawab, serta akan menggunakan anggaran yang telah dialokasikan untuk proyek yang benar-benar diperlukan.
Menutup pidatonya, Presiden Lee meminta kerja sama Majelis Nasional untuk menyetujui anggaran tambahan dengan mengatakan bahwa tidak boleh ada perbedaan partai politik, baik partai berkuasa maupun oposisi, dalam upaya memulihkan ekonomi dan kehidupan rakyat.