Komisi Keselamatan Nuklir, Kamis (26/6) akan membuat keputusan mengenai persetujuan pembongkaran Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) komersial pertama Korea Selatan, yakni Kori Unit 1. Kori-1 telah 47 tahun beroperasi secara komersial, tepatnya sejak tahun 1978.

Jika pembongkaran disetujui, Kori-1 akan resmi memasuki tahap pembongkaran. PLTN dibongkar setelah operasionalnya dihentikan secara permanen pada tahun 2017.

Pembongkaran PLTN komersial itu merupakan yang pertama di Korea Selatan. Berdasarkan Undang-Undang Keselamatan Nuklir, seluruh prosesnya akan dilakukan oleh Korea Hydro & Nuclear Power (KHNP).

KHNP berencana membongkar sepenuhnya Kori-1 dengan biaya sejumlah 1.071,3 miliar won hingga tahun 2037. Kemudian lahan yang telah direstorasi akan digunakan untuk keperluan industri.

Pembongkaran akan dimulai dari area yang memiliki tingkat kontaminasi radioaktif paling rendah. Proses ini melibatkan pemindahan bahan bakar nuklir bekas, dekontaminasi, dan pembongkaran berbagai fasilitas, yang diperkirakan memerlukan waktu paling sedikit 12 tahun.

Kori-1 yang dirancang dan dibangun oleh perusahaan Amerika Serikat Westinghouse, sebenarnya telah habis masa desainnya pada tahun 2007. Namun, reaktor tersebut dioperasikan selama 10 tahun tambahan setelah melewati evaluasi keselamatan.

Pada bulan Juni 2015, Komisi Energi Nasional merekomendasikan kepada KHNP untuk menghentikan operasi Kori-1 secara permanen demi efisiensi ekonomi dan pengembangan industri pembongkaran PLTN. Akhirnya, pada Juni 2017, operasi reaktor dihentikan.

Sebagai tindak lanjut, KHNP menyerahkan dokumen perencanaan pembongkaran Kori-1 kepada Komisi Keselamatan Nuklir pada Mei 2021 dan dimulai pemeriksaan terhadap dokumen tersebut pada Januari 2022.