Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung memutuskan untuk tidak menghadiri KTT Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang dijadwalkan berlangsung selama dua hari sejak tanggal 24 Juni mendatang di Belanda.
Kantor Kepresidenan menjelaskan bahwa Lee terus mempertimbangkan secara aktif kehadirannya dalam KTT NATO meskipun menghadapi berbagai urusan dalam negeri yang menumpuk.
Namun, Lee akhirnya menyimpulkan bahwa kehadirannya tidak memungkinkan mengingat tantangan domestik yang mendesak serta meningkatnya ketidakpastian akibat kekacauan di Timur Tengah.
Ketidakhadirannya diputuskan dengan berbagai alasan seperti ada kemungkinan ketidakhadiran Presiden Trump di KTT NATO setelah serangan AS ke fasilitas nuklir Iran, serta masalah perdagangan tidak dibahas sebagai agenda utama.
Dengan keputusan tersebut, Lee berfokus pada urusan terkait situasi di Timur Tengah untuk meminimalkan kekhawatiran yang dialami dunia ekonomi dan mengambil langkah untuk menangani situasi secara stabil.
Sebagai ganti Presiden Lee di KTT NATO, Kepala Kantor Keamanan Nasional Wi Sung-rak, diputuskan akan menghadiri pertemuan tersebut.
Sementara, mengenai pertemuan Presiden Lee dan Presiden AS, pejabat dari Kantor Kepresidenan mengatakan pertemuan itu akan diupayakan dengan berbagai cara sebelum masa penundaan tarif resiprokal berakhir pada tanggal 8 Juli mendatang.