Kementerian Pertahanan Korea Selatan menyatakan bahwa Korea Selatan merupakan salah satu negara sekutu utama Amerika Serikat dengan rasio pengeluaran biaya pertahanan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tergolong sangat tinggi.
Pernyataan tersebut dibuat setelah AS membuat standar baru pada Kamis (19/6) dengan menyerukan agar negara-negara sekutunya di kawasan Asia mengalokasikan anggaran pertahanan hingga 5 persen dari PDB.
Kementerian Pertahanan pada Jumat (20/6) menanggapi pertanyaan media, dengan menegaskan bahwa mengingat situasi keamanan yang serius, termasuk ancaman nuklir dan misil dari Korea Utara, pemerintah Korea Selatan telah terus meningkatkan anggaran pertahanannya.
Lebih lanjut dikatakan, pemerintah Korea Selatan juga akan terus berupaya memastikan kesiapan dan kemampuan yang diperlukan untuk pertahanan Semenanjung Korea, serta perdamaian dan stabilitas kawasan.
Saat ini, Amerika Serikat tengah menetapkan standar baru terkait pengeluaran anggaran pertahanan untuk seluruh negara sekutunya di dunia, di mana negara-negara anggota NATO diminta untuk mengalokasikan 5 persen dari PDB mereka untuk keperluan pertahanan.
Bahkan AS juga berencana untuk menerapkan tuntutan serupa kepada sekutu-sekutunya di Asia, termasuk Korea Selatan dan Jepang.
Menurut Kementerian Pertahanan di Seoul, anggaran pertahanan tahun ini mencapai sebesar 61,24 triliun won, yang setara dengan 2,32 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Jika ingin meningkatkan rasio pengeluaran biaya pertahanan hingga 5 persen dari PDB, maka anggaran pertahanan harus dinaikkan menjadi sekitar 132 triliun won atau lebih dari dua kali lipat dibandingkan jumlah saat ini.