Pemerintah Korea Selatan telah bersiap-siap dengan mengantisipasi kenaikan harga minyak mentah dan gas global, di tengah memanasnya ketegangan di kawasan Timur Tengah. 

Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan pada Kamis (19/6) menggelar rapat bersama pelaku industri penyulingan minyak dan SPBU serta lembaga terkait. 

Rapat tersebut bertujuan untuk memeriksa kesiapsiagaan darurat terhadap pasokan minyak dan gas, serta meninjau kondisi harga minyak global sebagai langkah antisipasi terhadap situasi yang tidak stabil di Timur Tengah.

Pemerintah memastikan bahwa hingga kini, tidak ada gangguan dalam impor minyak mentah maupun gas alam cair (LNG) ke dalam negeri. Disebutkan bahwa kapal tanker minyak dan kapal pengangkut LNG yang tengah berlayar atau melakukan pemuatan di wilayah sekitar Timur Tengah pun beroperasi secara normal.

Namun, mengingat kemungkinan terjadinya gejolak di pasar energi global yang bergantung pada perkembangan situasi ke depan, pemerintah juga membahas rencana tanggap darurat dengan mempertimbangkan potensi gangguan pelayaran di Selat Hormuz.

Korea Selatan saat ini dilaporkan memiliki cadangan minyak yang memenuhi kebutuhan selama sekitar 200 hari, serta stok gas yang melampaui jumlah kewajiban penyimpanan yang ditetapkan oleh undang-undang yang berlaku.

Seiring dengan ketegangan yang meningkat di Timur Tengah, harga minyak global melonjak lebih dari 20 persen sejak awal bulan ini. Sebagai catatan, harga minyak mentah Brent ditutup di level 76,70 dolar AS per barel pada Rabu (18/6), naik dari sebelumnya 63,90 dolar pada 30 Mei lalu.