Amerika Serikat (AS) menyatakan keprihatinan mendalam atas laporan rencana Korea Utara untuk mengirim pasukan dan pekerja tambahan guna membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS pada Selasa (17/6) mengatakan bahwa penggunaan berkelanjutan pekerja dan pasukan Korea Utara oleh Rusia untuk operasi militer di Ukraina sangat mengkhawatirkan.
Menurutnya, rezim Korea Utara kini bergantung pada Rusia untuk mendapatkan dana yang sangat dibutuhkan melalui perjanjian pengiriman tenaga kerja dan tentara bayaran.
Juru bicara tersebut menambahkan bahwa para pekerja Korea Utara turut mendanai program senjata pemusnah massal dan rudal balistik Pyongyang secara ilegal. Ia menekankan bahwa pengiriman pekerja luar negeri, termasuk ke Rusia, melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Sebelumnya, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Sergei Shoigu yang bertemu dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un di Pyongyang pada Selasa, mengatakan kepada media Rusia bahwa Korea Utara akan mengirim ribuan pekerja konstruksi militer dan tim penjinak ranjau untuk mendukung pekerjaan rekonstruksi di wilayah Kursk, Rusia.