Presiden Lee Jae Myung berjanji akan mencurahkan segala upaya untuk menciptakan Semenanjung Korea yang damai, hidup berdampingan, dan makmur. Ia menegaskan pula komitmennya untuk membangun perdamaian yang kokoh, di mana Korea Selatan dan Korea Utara tidak lagi memiliki alasan untuk berkonflik.
Tekad presiden Lee tersebut disampaikan oleh Kepala Sekretaris Urusan Politik, Woo Sang-ho dalam acara peringatan 25 tahun KTT antar-Korea 15 Juni, yang digelar di Perpustakaan Kim Dae-jung di Seoul pada Kamis (12/06).
Dalam pidato tersebut, presiden Lee mengatakan bahwa pemerintah akan menghentikan tindakan permusuhan yang bersifat kontraproduktif dan memulai kembali dialog serta kerja sama bilateral.
Permusuhan dan konfrontasi antara kedua Korea akan diubah menjadi rekonsiliasi dan kolaborasi, bekerja keras untuk meredakan ketegangan militer di Semenanjung Korea dan menciptakan suasana damai.
Ia menegaskan bahwa pemerintah akan segera memulihkan sistem manajemen krisis guna mencegah terjadinya bentrokan yang tidak disengaja, dan menghindari peningkatan ketegangan. Untuk tujuan itu, ia menghimbau pentingnya segera memulihkan saluran komunikasi antar-Korea yang saat ini terputus.
Presiden Lee mengungkapkan bahwa mewujudkan Semenanjung Korea berlandaskan perdamaian yang kokoh, hidup berdampingan dan makmur, merupakan salah satu tugas penting pemerintahan baru.