Bank Sentral Korea (BOK) secara resmi menyatakan bahwa anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tambahan perlu segera dilaksanakan.
BOK pada hari Kamis (12/06) memberikan tanggapan tertulis atas pertanyaan dari Anggota Komite Anggaran dan Perencanaan Nasional Parlemen, Cha Kyoo-geun dari Partai Inovasi Nasional, yang menyatakan APBN tambahan minimal sebesar 20 triliun won diperlukan untuk merangsang konsumsi domestik.
Pertumbuhan ekonomi baru-baru ini mengalami perlambatan yang signifikan sehingga pengeluaran pemerintah dinilai bisa memengaruhi inflasi dengan jeda waktu tertentu.
Oleh karena itu, BOK menekankan bahwa pelaksanaan APBN tambahan dan realisasi anggaran sangat penting dilakukan secara cepat. Hal ini bertujuan untuk menghadapi lesunya konsumsi dalam negeri.
BOK menilai bahwa APBN tambahan tahap pertama sebesar 13,8 triliun won hanya akan memiliki dampak terbatas terhadap inflasi tahun ini.
Sementara mengenai APBN tambahan tahap kedua, BOK juga memperkirakan dampaknya terhadap inflasi tahun ini akan tetap terbatas. Namun, jika mempertimbangkan efek gabungan dari anggaran tambahan tahap pertama dan kedua, kemungkinan akan memberikan tekanan inflasi kecil pada tahun depan.
Pada 18 Februari lalu, sebelum penyusunan APBN tambahan tahap pertama di parlemen, Gubernur BOK, Lee Chang-yong menyatakan bahwa besaran APBN tambahan yang ideal adalah antara 15 hingga 20 triliun won.
Namun, setelah RUU APBN tambahan tahap pertama disetujui di sidang paripurna, Lee mulai mengkhawatirkan potensi dampak negatif dari anggaran tambahan yang terlalu besar.
Pada 30 April di Parlemen, ia mengatakan, perlu berhati-hati terhadap logika penambahan APBN harus banyak karena pertumbuhan ekonomi rendah.
Saat ini, dunia politik sedang membahas penyusunan APBN tambahan minimal sebesar 20 triliun won.