Calon Perdana Menteri, Kim Min-seok menekankan bahwa kesulitan yang dialami saat ini bisa dinyatakan sebagai 'krisis IMF kedua' sehingga ia akan mengingat dua hal setiap hari, yakni kehidupan rakyat dan persatuan nasional.
Saat bertemu dengan wartawan di kantor pelatihan Otoritas Jasa Keuangan jelang persiapan rapat dengar pendapat pada Kamis (05/06), Kim mengatakan bahwa dirinya merasa situasi saat ini lebih sulit dibandingkan saat krisis IMF 28 tahun lalu.
Ia menjelaskan, pada masa krisis IMF terdapat guncangan ekonomi besar, namun tren ekonomi secara keseluruhan masih meningkat sedangkan saat ini tren ekonomi menurun dan stagnan. Kondisi hidup masyarakat pun jauh lebih berat.
Kim menambahkan bahwa saat ini kehidupan masyarakat diprioritaskan untuk mengatasi krisis yang lebih berat dari krisis IMF, bahkan di lingkungan internasional kondisinya jauh lebih rumit dan sulit.
Selama masa persiapan sidang, Kim juga berencana mencari kesempatan untuk mendengarkan suara masyarakat dan berbagai kalangan sebanyak mungkin supaya mengatasi krisis kehidupan rakyat.
Ketika ditanya tentang pembagian peran antara presiden dan perdana menteri, Kim menyatakan bahwa istilah seperti 'kekuasaan' atau 'otoritas nyata' tidak tepat digunakan dalam hubungan tersebut.
Ia menegaskan bahwa dirinya sepenuhnya sejalan dengan filosofi dan janji-janji Partai Demokrat Korea serta arah pemerintahan Presiden Lee Jae Myung, dan akan menjalankan tugasnya dengan sungguh-sungguh berdasarkan konstitusi dan hukum.