Media-media besar asing menyoroti awal pemilihan presiden Korea Selatan, mencatat bahwa pemenangnya akan menghadapi tantangan untuk menyembuhkan perpecahan sosial dan memulihkan ekonomi.
Associated Press dengan cepat melaporkan dimulainya pemungutan suara pada hari Selasa (03/06), dengan mengatakan bahwa pemilihan yang berlangsung cepat ini dipicu oleh penggulingan Yoon Suk Yeol, seorang konservatif yang sekarang menghadapi persidangan atas tuduhan pemberontakan atas pemberlakuan darurat militer yang hanya berlangsung singkat pada bulan Desember 2024.
Reuters, AFP dan Kantor Berita China Xinhua juga meliput berita ini dengan laporan-laporan lanjutan.
Reuters mengatakan bahwa pemimpin baru akan menghadapi tantangan untuk menyatukan masyarakat yang sangat terluka oleh upaya pemerintahan militer dan ekonomi yang sangat bergantung pada ekspor yang terguncang oleh langkah proteksionis yang tidak terduga oleh Amerika Serikat, mitra dagang utama dan sekutu keamanannya.
The New York Times pada hari Senin (02/06) menerbitkan laporan berjudul "Pemimpin Baru Korea Selatan akan Mewarisi Negara yang Terpecah di Dunia yang Tidak Stabil," yang mengatakan bahwa presiden berikutnya akan menghadapi tantangan yang menakutkan untuk menyembuhkan negara yang terpecah belah dan membawa stabilitas setelah berbulan-bulan kekacauan politik.