Menurut prakiraan cuaca tiga bulan yang dirilis oleh Badan Meteorologi Korea (KMA) pada hari Jumat (23/05), bulan Juni kemungkinan akan mengalami suhu yang lebih panas dari biasanya, dan tren ini akan terus berlanjut hingga bulan Juli dan Agustus.
KMA menjelaskan bahwa karena suhu permukaan laut yang tinggi secara konsisten di Samudra Hindia dan Pasifik barat sejak musim semi, suhu tinggi dan angin lembab diperkirakan akan berhembus dari selatan dan menyebabkan musim panas yang sangat panas.
Meskipun prakiraan cuaca juga menunjukkan tingkat rata-rata curah hujan di musim panas, hujan lebat mungkin akan lebih sering terjadi di awal bulan depan.
Di sisi lain, KMA memperkirakan bahwa angin topan tidak akan lebih berdampak dari tahun-tahun sebelumnya.
Namun, KMA mengingatkan bahwa bencana berbahaya yang disebabkan oleh cuaca, seperti suhu yang sangat tinggi dan hujan lebat, masih mungkin terjadi.
KMA mengatakan bahwa sebagai tanggapannya, mereka berencana untuk mengeluarkan prakiraan cuaca untuk cuaca panas ekstrem dua hari sebelumnya dan memperluas pesan keselamatan untuk keadaan darurat hujan lebat secara nasional.
Data menunjukkan curah hujan kumulatif nasional selama enam bulan terakhir sekitar 93 persen dari rata-rata tahunan, tetapi juga menunjukkan beberapa daerah seperti Yeongdong di Provinsi Gangwon mengalami kekeringan.
Berdasarkan perkiraan KMA untuk bulan depan, kekeringan mungkin akan segera berakhir.