Mantan Presiden Yoon Suk Yeol memicu lebih banyak kontroversi pada hari Rabu (21/05) saat menghadiri pemutaran film dokumenter "Kecurangan Pemilu: Sebuah Karya Tuhan?" di sebuah bioskop di Seoul.

Acara ini menandai penampilan pertama Yoon di depan publik dalam 47 hari, sejak Mahkamah Konstitusi memutuskan pemakzulannya pada tanggal 4 April sebagai tanggapan atas langkah darurat militernya pada bulan Desember.

Mantan presiden, yang telah mengerahkan pasukan darurat militer ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) atas kecurigaan kecurangan pemilu, saat ini diadili atas tuduhan memimpin pemberontakan.

Dengan latar belakang ini, ada kritik bahwa kegiatan Yoon untuk menonton film tersebut memicu teori konspirasi di kalangan konservatif garis keras menjelang pemilihan presiden dan berniat untuk mempengaruhi hasil persidangannya.

Sutradara film tersebut, Lee Young-don, mengatakan kepada wartawan setelah pemutaran film bahwa mantan Presiden Yoon mengatakan bahwa menurutnya pemilihan umum seharusnya dilakukan dengan cara yang lebih transparan, seperti yang dilakukan di Taiwan atau Jerman, tanpa perangkat elektronik atau komputer.

Langkah Yoon ini juga telah menimbulkan pertanyaan tentang potensi campur tangan dalam pemilu, yang akan diselenggarakan kurang dari dua minggu sebelum pemilihan presiden pada tanggal 3 Juni.

Yoon yang meninggalkan Partai Kekuatan Rakyat pada hari Sabtu (17/05), telah menyatakan dukungannya kepada calon presiden dari partai tersebut, Kim Moon-soo.