Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Internasional

AWACS Korut Berpotensi Dukung Pengembangan Teknologi Re-entry ICBM

Write: 2025-05-21 14:14:14Update: 2025-05-21 15:03:25

AWACS Korut Berpotensi Dukung Pengembangan Teknologi Re-entry ICBM

Photo : YONHAP News

Sebuah analisis terbaru menunjukkan bahwa pesawat peringatan dini dan pengendalian udara (AWACS) milik Korea Utara, yang dilengkapi dengan 'radome' dapat digunakan dalam pengembangan teknologi re-entry atau masuknya kembali ke atmosfer bumi, salah satu elemen kunci dalam rudal balistik antarbenua (ICBM).

'Radome' merupakan gabungan kata dari radar dan dome, yaitu penutup tahan air dan debu untuk antena radar yang terpasang di bagian luar pesawat. 

Analis riset yang bekerja di CNA, lembaga riset dan analisis nirlaba yang berbasis di Washington, D.C. Decker Eveleth merilis analisis tersebut dalam media kebijakan luar negeri Amerika Serikat, Foreign Policy (FP), pada Senin (19/05).

Ia menekankan bahwa AWACS milik Korea Utara tidak hanya dapat digunakan untuk tujuan konvensional seperti memantau pergerakan aset militer AS atau Korea Selatan, tetapi juga berpotensi dimanfaatkan untuk mengumpulkan data saat Korea Utara melakukan uji coba peluncuran ICBM.

Tingkat penyempurnaan teknologi re-entry merupakan salah satu elemen kunci yang menentukan kinerja dan tingkat kecanggihan ICBM sebagai senjata.

Pada November tahun lalu, Komandan Komando Indo-Pasifik AS, Laksamana Samuel Paparo, menyatakan bahwa Korea Utara tampaknya belum sepenuhnya menguasai teknologi re-entry. Namun ia menilai bahwa Korea Utara terus melakukan uji coba untuk mencapai tujuan tersebut.

Dengan keberhasilan Korea Utara dalam memproduksi AWACS, akan memperbesar peluang untuk memanfaatkan pesawat tersebut dalam memantau proses jatuhnya ICBM dan mengumpulkan data yang berguna bahkan dari peluncuran jarak pendek dengan sudut elevasi yang tinggi.

Diperkirakan pula bahwa AWACS juga akan digunakan oleh Korea Utara sebagai sarana untuk deteksi dini serangan rudal jelajah, maupun pergerakan pesawat militer AS dan Korea Selatan.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >