Di tengah masalah tarif yang dipicu oleh pemerintahan Trump dan ketegangan yang terus berlanjut antara Amerika Serikat dan China, para Menteri Perdagangan dari Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) berhasil mengadopsi pernyataan bersama secara aklamasi.
Dalam pertemuan yang digelar selama dua hari sejak kemarin di Pusat Konvensi Internasional Jeju (ICC), para Menteri Perdagangan APEC sepakat bahwa negara-negara saling terhubung melalui sistem perdagangan multilateral, dan menyatakan pentingnya Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan, selaku tuan rumah pertemuan, menyampaikan hari Jumat (16/05) bahwa setelah melalui proses negosiasi yang sulit, 21 negara anggota APEC akhirnya mencapai kesepakatan dan menghasilkan pernyataan bersama dengan fokus pada isu-isu utama tersebut.
Pertemuan kali ini juga berlangsung dalam situasi di mana pemerintahan Trump jilid dua memicu perang tarif besar-besaran, yang meningkatkan kekhawatiran negara-negara terhadap tarif tinggi dari Amerika Serikat.
Kementerian menyatakan bahwa pada tahap awal negosiasi yang dimulai sejak 8 Mei, terdapat perbedaan pandangan yang mencolok antaranggota. Namun, berkat kepemimpinan tuan rumah, negara-negara utama menunjukkan fleksibilitas maksimal untuk menemukan kesimpulan bersama demi kerja sama APEC dalam mengatasi ketidakpastian global di bidang perdagangan.
Pernyataan bersama kali ini menekankan pentingnya hubungan melalui sistem perdagangan multilateral dan arah reformasi WTO. WTO telah menyediakan landasan hukum bagi sistem perdagangan global dan memiliki peran penting dalam menyelesaikan isu-isu perdagangan.
Mereka juga menegaskan kembali komitmen APEC untuk menciptakan lingkungan investasi yang transparan, dapat diprediksi, dan ramah bisnis.
Korea Selatan juga mengusulkan inisiatif "AI untuk Perdagangan (AI for Trade)" dan mendapat dukungan serta minat luas dari negara anggota.
Sebagai tindak lanjut, pada bulan Agustus mendatang akan diselenggarakan "Dialog Publik-Swasta APEC tentang AI untuk Perdagangan" di Incheon guna merinci langkah-langkah pelaksanaan tiga agenda tersebut.
Jung In-kyo, Kepala Negosiator Perdagangan di Kementerian yang menjabat sebagai ketua pertemuan ini, mengatakan untuk mencapai kesepakatan yang konkret dalam perdagangan ini merupakan tantangan besar baginya dan seluruh Menteri Perdagangan.
Pertemuan tingkat menteri luar negeri dan perdagangan serta pertemuan tingkat kepala negara yang akan diadakan pada paruh kedua tahun ini.