Pemerintah Korea Selatan menilai bahwa tekanan pada perekonomian Korea Selatan belakangan ini semakin menguat, baik dari sisi domestik maupun eksternal.
Kementerian Keuangan Korea Selatan menyampaikan penilaian tersebut pada Jumat (16/05) melalui laporan ekonomi bulan Mei, yang dikenal dengan sebutan Green Book.
Kementerian tersebut memaparkan bahwa menguatnya tekanan terhadap perekonomian didorong oleh tertundanya pemulihan permintaan domestik, termasuk konsumsi dan investasi di sektor konstruksi, serta kesulitan ketenagakerjaan di sektor-sektor yang rentan.
Ditambahkan bahwa perekonomian juga mengalami perlambatan ekspor ditengah memburuknya kondisi eksternal yang dipicu oleh tarif Amerika Serikat.
Kementerian Keuangan melaporkan, istilah 'Tekanan Ekonomi' secara konsisten disebutkan selama lima bulan berturut-turut sejak Januari 2025 hingga bulan ini.
Ini menunjukkan bahwa pemerintah mulai mengakui adanya tanda-tanda perlambatan ekonomi semakin nyata.