Lee Ok-seon, seorang korban perbudakan syahwat militer Jepang selama Perang Dunia II, tutup usia pada hari Minggu (11/05) di usia 97 tahun.
Menurut House of Sharing, sebuah rumah bagi para korban perbudakan syahwat masa perang, Lee meninggal di fasilitas perawatan lansia di Seongnam, Provinsi Gyeonggi-do, pada hari Minggu pukul 19.07 waktu Korea.
Lee dipindahkan dari rumah jompo ke fasilitas tersebut pada Maret tahun lalu setelah kesehatannya memburuk.
Lahir di Busan pada tahun 1928, Lee dibawa ke China pada usia 15 tahun dan mengalami tiga tahun kekerasan seksual yang berkelanjutan sebagai "wanita penghibur" bagi militer Jepang.
Ia terus tinggal di China dan baru kembali ke Korea Selatan pada tahun 2000.
Dari 240 orang korban perbudakan syahwat perang yang terdaftar di pemerintah Korea Selatan, hanya enam orang yang masih hidup.