Pemerintah Korea Selatan menyatakan sikap tegas bahwa upaya diplomatik agar tawanan perang Korea Utara yang ditahan di Ukraina dapat dipulangkan ke Korea Selatan, jika Ukraina menghendakinya. Hal ini disampaikan terlepas dari pengakuan resmi Korea Utara yang mengirimkan pasukannya ke Rusia.
Seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri di Seoul, mengatakan kepada wartawan pada Selasa (29/04) bahwa para tentara Korea Utara yang kini sedang ditahan oleh Ukrania, semestinya tetap dianggap sebagai tawanan perang dan dilindungi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dia juga menuturkan bahwa sesuai dengan Konvensi Jenewa dan hukuman internasional lainnya, mereka tidak boleh dikembalikan ke negara yang berpotensi melakukan penganiayaan terhadap kehendak bebas mereka.
Korea Selatan dan Ukrania telah menganggap tentara Korea Utara sebagai tawanan perang dan mendiskusikan kemungkinan pemulangan mereka, bahkan sebelum Korea Utara secara resmi mengonfirmasikan bahwa pasukan Korea Utara ambil bagian dalam pertempuran melawan pasukan Ukraina di wilayah Kursk, Rusia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Lee Jae-woong, dalam pengarahan pers rutin menyatakan bahwa berdasarkan konstitusi, tentara Korea Utara dianggap sebagai warga negara Korea Selatan.
Sehingga pemerintah akan menerima mereka sepenuhnya jika mereka meminta untuk kembali ke Korea Selatan, dan akan memberikan perlindungan serta dukungan yang diperlukan sesuai dengan prinsip dasar dan peraturan terkait yang berlaku.
Ia melanjutkan bahwa pemerintah telah menyampaikan sikap resminya kepada pihak Ukraina dan akan terus melakukan konsultasi yang diperlukan. Pemerintah juga tengah berupaya secara aktif melalui berbagai jalur diplomatik untuk memfasilitasi pemulangan tawanan perang Korea Utara.