Pemimpin Gereja Katolik, Paus Fransiskus meninggal pada Senin (21/04) pagi di usia 88 tahun. Dalam pernyataan resmi Carmelengo Vatikan, Kardinal Kevin Farrell mengatakan Paus Fransiskus telah "kembali ke rumah Bapa" pada hari Senin pukul 7.35 waktu setempat.

Camerlengo mengatakan Paus mempersembahkan seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya dan mengajarkan dunia untuk menghayati nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan kasih universal, demi mereka yang paling miskin dan paling terpinggirkan.

Paus Fransiskus, yang telah memimpin Gereja Katolik sejak tahun 2013, dirawat di rumah sakit selama 38 hari sejak tanggal 14 Februari karena pneumonia bilateral.

Sebelum tutup usia, Paus sempat muncul di Lapangan Santo Petrus Vatikan untuk mengikuti Misa Minggu Paskah dan bertemu dengan ribuan umat. 

Ucapan belasungkawa mengalir dari berbagai negara di seluruh dunia.

Penjabat Presiden Korea Selatan, Han Duck-soo, juga telah menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Paus Fransiskus pada hari Senin (21/04). Menurut kantor Perdana Menteri, Han telah mengirimkan pesan duka cita kepada Sekretaris Negara Vatikan, Pietro Parolin, serta menyampaikan bahwa pemerintah dan rakyat Korea Selatan turut berduka cita atas kehilangan besar yang dirasakan umat Katolik di seluruh dunia.

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump akan menghadiri pemakaman Paus bersama istrinya Melania. Ia juga telah memerintahkan bendera setengah tiang dikibarkan di seluruh gedung publik di AS.

Presiden Rusia, Vladimir Putin memujinya sebagai pembela nilai-nilai humanisme dan keadilan. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengenangnya sebagai pembawa pesan harapan, kerendahan hati, dan kemanusiaan.

Pemerintah Argentina, negara asal Paus, telah mengumumkan tujuh hari berkabung nasional.

Sementara itu, konklaf untuk memilih Paus berikutnya biasanya dimulai dalam waktu 15 hingga 20 hari setelah wafatnya Paus, namun jadwal pastinya belum ditetapkan.