Pemerintah China resmi mengumumkan pembatasan ekspor logam tanah jarang (LTJ), langkah yang dipandang sebagai balasan terhadap kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada tanggal 4 April lalu.
LTJ atau unsur logam langka, yang ekspornya dibatasi di antaranya adalah gadolinium, terbium, dysprosium, lutetium, scandium, itrium, serta LTJ berat dan magnet tanah langka. Ekspor logam tersebut membutuhkan izin khusus dari pemerintah China.
Menurut New York Times hari Minggu (13/04), LTJ berat merupakan bahan penting dalam magnet yang digunakan dalam motor listrik, dan merupakan unsur penting dari mobil listrik, drone, misil, pesawat ruang angkasa.
Selain itu, komoditas tersebut juga dibutuhkan dalam pembuatan mesin jet, laser, lampu depan mobil, dan busi, serta merupakan bahan penting chip komputer dalam server kecerdasan buatan (AI) dan telepon pintar.
China diketahui memproduksi 99% pasokan LTJ berat dunia dan 90% magnet tanah langka.
Akibat langkah kali ini, industri AS khususnya industri pertahanan mengalami gangguan besar.
Pembatasan ekspor oleh China tersebut tidak hanya mengkhwatirkan AS tetapi juga berpengaruh ke negara lain, termasuk Korea Selatan, Jepang, Jerman, dan lainnya.
Pemeirntah Korea Selatan akan mengambil langkah lanjutan agar pasokan LTJ tidak bermasalah di masa depan melalui penyediaan stok dari kalangan swasta, bahan penggantian, dan lainnya.