Pemain voli Indonesia Megawati Hangestri Pertiwi, yang dua musim terakhir membela Red Sparks memutuskan tidak memperbarui kontraknya dengan Red Sparks dan pulang ke tanah airnya pada Kamis (10/04) pagi.

Para penggemar yang mendengar berita kepergian Mega dan pejabat tim termasuk Pelatih Koh Hee-jin dan Pelatih Kepala Lee Kang-joo menemaninya ke bandara untuk memberikan salam perpisahan secara langsung.

Dalam pertemuannya dengan wartawan sebelum keberangkatan, Mega berterima kasih atas kesempatan bermain di Korea Selatan selama dua tahun dan merasa senang kegiatannya berjalan dengan baik, dan banyak orang yang mengenalinya.

Mega memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya karena ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama ibunya di Indonesia.

Mega yang sempat menitikkan air mata usai kekalahan timnya di final Korean V-League mengungkapkan perasaannya terkait momen emosional tersebut. Meskipun mengaku kecewa akan kekalahan timnya, Mega menyatakan ia menangis karena bersyukur dapat bertahan dalam kelima game walau kondisi fisiknya kurang baik, meksipun kecewa akan kekalahan timnya.

Pelatih Koh Hee-jin yang tidak dapat menahan tetesan air matanya di depan ruang keberangkatan, memuji Mega bukan hanya sebagai pemain yang hebat secara teknik, tapi juga sosok dengan kepribadian luar biasa yang selalu mengutamakan tim. 

Pelatih Koh menambahkan, dirinya tidak akan melupakan waktunya bermain voli dengan Mega dan jika federasi mengubah menjadi sistem agen bebas (FA), dirinya pasti ingin bekerja sama dengan Mega lagi.

Dengan gaya menyerangnya yang eksplosif, Mega tak hanya memikat hati para penggemar voli di Korea, tetapi juga menciptakan "Demam Mega" di kalangan komunitas Indonesia yang tinggal di Korea Selatan.

Mega pamit dengan mengatakan, jika suatu saat nanti mendapat kesempatan yang baik untuk bermain lagi di Korea Selatan, dirinya ingin kembali mengenakan seragam Red Sparks Jungkwanjang.