Komandan Pasukan Amerika Serikat di Korea Selatan (USFK), Jenderal Xavier Brunson menyatakan pada Rabu (09/04) waktu setempat bahwa Korea Selatan dan AS telah menandatangani rencana operasi gabungan (OPLAN) baru sejak tahun lalu sebagai respons terhadap peningkatan kemampuan senjata nuklir Korea Utara.
Dalam pernyataan tertulis yang diajukan kepada Komite Urusan Militer DPR AS, yang bertepatan dengan sidang dengar pendapat, Jenderal Brunson, yang juga menjabat sebagai Komandan Pasukan Gabungan Korea Selatan dan AS menyatakan, pihaknya telah membuat kemajuan signifikan dalam kesiapan tempur baru dan menandatangani OPLAN baru.
OPLAN tersebut merupakan dokumen militer rahasia yang merinci strategi operasional gabungan dalam skenario perang di Semenanjung Korea dan latihan militer gabungan Korea Selatan dan AS dilaksanakan berdasarkan rencana itu.
Brunson menjelaskan bahwa OPLAN baru itu akan memperkuat kemampuan Komando Gabungan Korea Selatan dan AS untuk bersiap menghadapi konflik bahkan sebelum pecahnya kekerasan, sebagai tanggapan terhadap semakin majunya kemampuan senjata pemusnah massal (WMD) dan rudal Korea Utara.
Ia juga menyebutkan bahwa para perencana dari kedua negara telah bekerja keras selama beberapa tahun terakhir untuk menyusun dan mengembangkan rencana ini, dan rencana tersebut telah diuji serta divalidasi selama latihan militer gabungan seperti 'Freedom Shield' dan 'Ulchi Freedom Shield.'
Sebelumnya, dalam Pertemuan Konsultasi Keamanan Korea Selatan dan AS (SCM) yang diadakan pada Oktober tahun lalu di Washington D.C., kedua Menteri Pertahanan sepakat untuk mencerminkan skenario serangan nuklir Korea Utara dalam latihan militer gabungan di masa depan.