Ketua Badan Negosiasi Perdagangan di Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Korea Selatan, Cheong In-kyo, menyatakan bahwa ia akan melakukan koordinasi dengan Amerika Serikat di bidang industri galangan kapal dan proyek gas alam cair (LNG) Alaska selama kunjungannya ke Washington.
Pejabat tertinggi perdagangan Korea Selatan itu menyampaikan pernyataan tersebut kepada para wartawan pada Selasa (08/04) waktu setempat di Bandara Internasional Dulles dekat Washington, setelah tiba untuk kunjungan dua hari guna menggelar rangkaian pembicaraan dengan pejabat AS.
Cheong memaparkan bahwa proyek LNG Alaska juga merupakan isu yang signifikan, dan kerja sama di sektor galangan kapal yang saat ini tengah dinegosiasikan antara kedua negara pun adalah salah satu bidang yang paling menarik perhatian AS.
Cheong lebih lanjut menyatakan bahwa tarif timbal balik sebesar 25 % yang diberlakukan oleh AS, beserta tarif-tarif lainnya terhadap Korea Selatan, tergolong sangat tinggi. Ditegaskan, bahwa demi masa depan Korea Selatan, ia akan berupaya semaksimal mungkin untuk terus berunding dengan AS agar Korea Selatan menerima perlakuan tarif yang tidak merugikan dibandingkan dengan negara-negara lain.
Dia mengungkapkan bahwa tujuan utamanya adalah untuk menghapuskan tarif sepenuhnya, namun jika hal itu tidak memungkinkan, maka target berikutnya adalah penurunan tarif. Ditambahkannya, proses ini berpotensi memakan waktu, tetapi ia menegaskan komitmennya untuk mendorong kelancaran negosiasi dengan AS.
Di sisi lain, Duta Besar Korea Selatan untuk AS, Cho Hyun-dong, menyatakan bahwa dia berupaya untuk meminimalkan dampak negatif dari kebijakan tarif resiprokal AS dengan memanfaatkan daya saing industri Korea Selatan.
Selama sesi dialog dengan para koresponden yang digelar di Kedutaan Besar Korea Selatan di Washington D.C. pada Selasa (08/04) waktu setempat, Cho menyinggung bahwa di balik setiap perubahan dan krisis, selalu terdapat peluang baik yang tersembunyi.