Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump kembali menegaskan bahwa ia tidak berniat untuk menghentikan tarif timbal baliknya yang akan mulai berlaku pada hari Rabu (09/04).
Trump memantapkan posisi tersebut dalam konferensi pers dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di Gedung Putih pada hari Senin (07/04) waktu setempat, sembari menanggapi pertanyaan wartawan tentang apakah ia terbuka untuk menghentikan tarif melalui negosiasi.
Trump mengatakan bahwa AS telah membantu menciptakan "kemajuan yang luar biasa" untuk banyak negara, dan setelah negara-negara tersebut memanfaatkan AS, kini mereka memohon untuk negosiasi karena terkejut dengan keputusan AS.
Trump kemudian mengancam akan mengenakan pajak impor tambahan sebesar 50 persen pada China, jika negara itu tidak membatalkan kenaikan tarif 34%, yang merupakan tindakan pembalasan atas tarif AS.
Menjawab pertanyaan apakah tarif pada mitra dagang AS bersifat permanen atau terbuka untuk negosiasi, Trump bersikeras keduanya dapat terjadi. Trump mengatakan sebagian tarif berkemungkinan bersifat permanen, sementara sebagian dapat dinegosiasikan karena ada hal-hal yang dibutuhkan AS "di luar tarif." Trump berjanji AS akan mendapatkan kesepakatan yang adil dan baik dengan setiap negara.