Ketua Dewan Ekonomi Nasional (NEC) Gedung Putih, Kevin Hassett menyatakan dalam sebuah wawancara dengan media, bahwa negara yang diterapkan tarif resiprokal AS belum dipastikan, dan Presiden Trump yang akan menentukan hal tersebut.
Hassett menambahkan bahwa ada berbagai faktor untuk menentukan penerapan tarif resiprokal, karena terdapat tindakan yang tidak adil lainnya kecuali 15 negara yang mendapatkan surplus perdagangan.
Korea Selatan diprediksi akan ditetapkan sebagai negara yang dikenakan tarif resiprokal, dimana seorang penasihat urusan perdagangan dan manufaktur dari Gedung Putih telah menyampaikan kritik terhadap Korea Selatan.
Menurutnya, negara ekspor otomotif seperti Korea Selatan, Jepang, Jerman, dan lainnya melemahkan industri otomotif AS, yang secara khusus membawa suku cadang utama seperti mesin dari negara sendiri walaupun ada pabrik produksi di AS.
Saat ini, Presiden Trump memanfaatkan kebijakan tarif sebagai sarana tekanan dari segi diplomasi.
Trump juga menyatakan bahwa ia akan mengenakan tarif sekunder terhadap minyak mentah buatan Rusia apabila kesepakatan gencatan senjata Perang Ukraina tidak tercapai dalam pekan ini.
Iran juga menerima ancaman terkait tarif sekunder dari Trump mengenai kesepakatan nuklir.