Seiring dengan rencana Amerika Serikat (AS) untuk mengenakan tarif timbal balik pada tanggal 2 April, seorang pejabat senior Gedung Putih telah mengidentifikasi Korea Selatan sebagai salah satu negara yang mengalami defisit perdagangan secara "terus-menerus" dengan AS, dan telah menyerukan penghapusan hambatan non-tarif.
Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS, Kevin Hassett menyampaikan pernyataan tersebut pada hari Senin (17/03) dalam sebuah wawancara dengan CNBC.
Hassett mengatakan defisit perdagangan AS dengan Korea Selatan, China, dan Eropa telah berlangsung selama beberapa tahun, yang mengaitkan situasi tersebut dengan tarif tinggi dan hambatan non-tarif.
Ia melanjutkan bahwa jika mitra dagang AS segera menurunkan semua hambatan, maka negosiasi akan berakhir. Ia juga menambahkan bahwa Presiden AS, Donald Trump sangat fleksibel dan AS mengharapkan banyak negara menanggapi negosiasi itu dengan positif.
Namun, pejabat tersebut mengatakan banyak negara tidak akan melakukannya dan tarif akan dikenakan dalam kasus tersebut.
Tahun lalu Korea Selatan mencatat surplus perdagangan sebesar 55,7 miliar dolar dengan AS, menempatkan Seoul pada posisi kedelapan dalam daftar mitra dagang Washington yang berkontribusi terhadap defisit perdagangannya.