Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Internasional

Korut Disebut Telah Meretas Aset Digital Hingga 2 Triliun Dolar AS, Terbesar Dalam Sejarah

Write: 2025-02-27 16:09:20Update: 2025-02-27 16:20:32

Korut Disebut Telah Meretas Aset Digital Hingga 2 Triliun Dolar AS, Terbesar Dalam Sejarah

Photo : YONHAP News

Kelompok peretas Korea Utara, Lazarus, dilaporkan telah mencuri mata uang kripto hingga mencapai sekitar 2 triliun won, dan dianalisis sebagai aksi perampokan terbesar dalam sejarah.

Menurut harian Inggris The Independent, pada hari Rabu (26/02) waktu setempat, serangan siber terhadap bursa mata uang kripto Bybit pada tanggal 21 Februari lalu mengakibatkan pencurian aset digital senilai 1,46 miliar dolar AS.

The Independent menyatakan bahwa kasus itu adalah perampokan dengan nilai kerugian terbesar dalam sejarah.

Sebelumnya, perampokan terbesar yang pernah terjadi adalah pencurian 1 miliar dolar AS dari Bank Sentral Irak oleh Presiden Irak saat itu, Saddam Hussein, menjelang invasi AS ke Irak pada tahun 2003 silam.

Namun, jumlah yang dicuri dalam serangan siber kali ini mencapai hampir 500 juta dolar AS, setara dengan anggaran pertahanan tahunan Korea Utara pada tahun 2023.

Para ahli analisis blockchain yang menyelidiki kasus ini bersama pihak Bybit mengungkapkan bahwa metode peretasan tersebut menyerupai aksi-aksi Lazarus sebelumnya, termasuk serangan phishing saat mentransfer aset dari dompet kripto yang terisolasi ke jaringan online.

Biro Investigasi Federal AS (FBI) pada tanggal 25 Februari menunjuk Korea Utara sebagai pelaku di balik kejadian tersebut dan menyatakan bahwa aset curian telah dikonversi ke Bitcoin dan mata uang kripto lain melalui ribuan alamat dompet digital. FBI memperkirakan bahwa aset digital tersebut akan melalui proses pencucian lebih lanjut sebelum dikonversi menjadi uang tunai.

Lazarus yang diduga berada di bawah naungan Biro Pengintaian Umum Korea Utara pertama kali dikenal secara luas pada tahun 2014 setelah meretas Sony Pictures di AS. 

Pada tahun 2017, mereka juga melakukan penyebaran ransomware WannaCry, yang menyebabkan kerugian besar di lebih dari 150 negara di seluruh dunia.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >