Presiden China, Xi Jinping, bertemu dengan Ketua Majelis Nasional Korea Selatan, Woo Won-shik pada hari Jumat (07/02), di sela-sela upacara pembukaan Asian Winter Games 2025 Harbin di China.
Menurut kantor Ketua Majelis Nasional, Presiden Xi menyampaikan harapannya agar hubungan bilateral tetap terjaga stabil sebagai mitra strategis, meskipun ada ketidakpastian dalam urusan regional dan internasional.
Terkait ketidakpastian politik di Korea Selatan pasca darurat militer, Presiden China menyebut keyakinannya bahwa rakyat Korea Selatan memiliki kebijaksanaan dan kemampuan untuk mengatasi krisis domestik dengan baik.
Menanggapi permintaan Woo untuk hadir dalam KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) yang akan berlangsung di kota Gyeongju, di tahun ini, Xi menyatakan bahwa secara tradisi, Presiden China biasanya menghadiri acara tersebut. Sehingga ia sedang mempertimbangkan kunjungannya dengan serius bersama lembaga pemerintah terkait.
Stasiun televisi China Central Television (CCTV) juga melaporkan bahwa Presiden Xi menyatakan, selama lebih dari 30 tahun sejak terjalinnya hubungan diplomatik, hubungan antara Beijing dan Seoul terus berkembang, dengan mendorong kerja sama bilateral yang berkontribusi pada perdamaian dan pembangunan regional. Ditambahkan, bahwa kebijakan China terhadap Korea Selatan tetap stabil dan tidak berubah.
Xi melanjutkan bahwa saat ini, ketidakpastian dalam situasi internasional dan regional semakin meningkat, demikian pula China dan Korea Selatan harus berupaya bersama untuk memperkuat kemitraan strategis dan hubungan kerja sama bilateral.
Pada pertemuan tersebut, Ketua Majelis Nasional Woo Won-shik menyampaikan bahwa Korea Selatan tengah menangani situasi darurat militer dan pemakzulan sesuai dengan prosedur konstitusional dan hukum, sebagaimana kondisi saat ini masih stabil dan dapat ditangani
Woo mengungkapkan bahwa Korea Selatan mampu untuk mengatasi tantangan yang ada dengan kekuatan potensialnya, seiring dengan kemajuan yang diharapkan dalam perjanjian lanjutan kedua negara mengenai investasi dalam FTA, peningkatan perdagangan, pengelolaan rantai pasok yang stabil, serta kerja sama di industri berteknologi tinggi.