Calon Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Marco Rubio, pada hari Rabu (15/01) waktu setempat mengatakan bahwa Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menggunakan senjata nuklir sebagai jaminan untuk mempertahankan kekuasaannya.
Dalam sesi uji kelayakan dan kepatutan di Komite Diplomasi Senat, Rubio mengungkapkan bahwa Kim adalah diktator berusia 40-an tahun yang harus mencari cara untuk mempertahankan kekuasaan sepanjang hidupnya.
Ia menambahkan, bahwa senjata nuklir adalah hal yang sangat penting bagi Kim, sehingga tidak ada sanksi yang mampu menghentikan pengembangan kemampuan nuklirnya maupun upayanya untuk memperoleh sumber daya yang diperlukan dalam pengembangan tersebut.
Rubio juga menunjukkan, sayangnya, Korea Utara melibatkan diri dalam konflik di luar Semenanjung Korea, termasuk mengirimkan pasukan dan senjata kepada Rusia.
Mengenai pertemuan puncak antara AS dan Korea Utara selama pemerintahan pertama Trump, Rubio mengatakan bahwa ia pribadi sangat skeptis saat itu. Trump mendekati Kim Jong-un, namun Kim sudah dua kali meninggalkan negosiasi dan gagal mencapai kesepakatan yang berkelanjutan.
Selanjutnya, meski tidak berhasil menghentikan program nuklir Korea Utara, AS setidaknya dapat meredakan pengembangan program nuklir Pyongyang dengan melibatkan diri dalam masalah Korea Utara.