Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump yang akan secara resmi menjabat pada 20 Januari 2025, diperkirakan akan menjalin komunikasi yang aktif dengan para pemimpin negara-negara terkuat seperti Cina, Rusia, dan Jepang, yang dapat memberikan dampak untuk menentukan keamanan di Semenanjung Korea.
Secara khusus, Trump juga memaparkan hubungan persahabatan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan menunjukkan adanya kemungkinan pembicaraan langsung dengan Kim seperti yang terjadi dalam masa jabatan pertamanya.
Trump menyebut para pemimpin negara-negara tersebut dalam gelaran konferensi pers resmi pertamanya di Mar-a-Lago pada hari Senin (16/12) waktu setempat, sejak ia memenangkan pemilu AS bulan lalu.
Dikatakan bahwa dirinya harus siap untuk menggelar pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk membuat kesepakatan, dengan mencatat terlalu banyak orang yang terbunuh.
Pada waktu yang bersamaan, presiden terpilih AS itu memaparkan hubungan dekatnya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, dan memuji Presiden Cina Xi Jinping sebagai seorang teman. Ia juga menyampaikan niatnya untuk mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba.
Trump sepertinya menyebut semua pemimpin dari negara-negara di sekitar Semenanjung Korea selama konferensi pers pertamanya. Namun ia tidak menyebut satu kata pun tentang ‘Korea Selatan’, meskipun dirinya sempat mengadakan pembicaraan via telepon dengan Presiden Yoon Suk Yeol tepat setelah kemenangannya dalam pemilu bulan lalu.