Novelis Han Kang yang meraih penghargaan Hadiah Nobel Sastra 2024 mengatakan bahwa ia berharap novel panjangnya berjudul 'Human Acts' dapat menjadi sebuah pintu untuk memahami Gerakan Demokrasi Gwangju 18 Mei.

Ungkapan itu ia sampaikan dalam pertemuan dengan wartawan Korea Selatan di sebuah lembaga penerbitan di Stockholm, Swedia pada hari Rabu (11/12) waktu setempat.

Novel 'Human Acts' merupakan salah satu karya utama Han Kang yang mengisahkan tentang cerita para korban Gerakan Demokrasi Gwangju, termasuk seorang siswa sekolah menengah bernama Dongho yang tewas di tangan pasukan darurat militer pada saat itu.

Ketika ditanya tentang karya mana yang sebaiknya dibaca terlebih dahulu, Han menjawab, untuk pembaca Korea Selatan, 'Human Acts' akan menjadi pilihan yang baik untuk memulainya, dan kemudian dilanjutkan dengan 'I Do Not Bid Farewell' yang terkait dengan buku pertama tersebut. 

Ditambahkan bahwa buku 'The Vegetarian' mungkin akan lebih mudah untuk dipahami jika dibaca setelah membaca karya-karya lainnya.

Han Kang juga mengatakan tentang makna perolehan Hadiah Nobel Sastra 2024 bahwa pada saat menulis pidato Nobel, dirinya banyak merenung tentang masa lalunya yang kemudian bisa menghantarkannya berdiri di tempat ia saat ini.

Han Kang juga menyampaikan ucapan terima kasih secara khusus kepada para penerjemah yang telah menyebarkan karya-karyanya ke pembaca di seluruh dunia.

Dia menyebut, dirinya mengetahui karyanya telah diterjemahkan ke dalam sekitar 29 bahasa dan melalui bantuan sekitar 50 penerjemah. Dimana sebagian dari penerjemah bukunya itu sudah dikenal secara pribadi, namun sebagian besar belum dikenal. 

Terakhir, Han Kang mengungkapkan harapannya bahwa semoga lebih banyak karya sastra Korea Selatan yang dapat dibaca oleh para penikmat sastra di seluruh dunia.