Sejumlah negara besar termasuk Amerika Serikat, tengah memantau dengan cermat terkait perkembangan situasi di Korea Selatan setelah pengumuman status darurat militer. 

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional (NSC) AS pada hari Selasa (03/12) waktu setempat, menyebut bahwa Presiden Yoon Seok Yeol telah mengubah arah deklarasi darurat militer yang mengkhawatirkan, dan menghormati keputusan Majelis Nasional Korea Selatan untuk membatalkan status darurat militer itu. 

Dilanjutkan bahwa Washington terus mengamati perkembangan terkini di Korea Selatan dengan keprihatinan yang mendalam. Sebelumnya, Jubir NSC mengatakan bahwa AS belum diberitahu tentang langkah Presiden Yoon tersebut.

Dalam sebuah pernyataan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken menyambut hangat atas pernyataan Presiden Yoon untuk mencabut status darurat militer seiring dengan hasil pemungutan suara bulat di Majelis Nasional yang menyetujui untuk membatalkan status darurat militer. 

Ia mengharapkan pula bahwa setiap perselisihan politik bisa diselesaikan dengan damai dan sesuai dengan aturan hukum.

Sementara itu menurut Kantor berita Jepang Kyodo pada hari Rabu (04/12), Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba pun mengatakan bahwa ia tengah mengamati perkembangan terkait status darurat militer di Korea Selatan dengan penuh keprihatinan. 

Tidak hanya itu, Jubir Uni Eropa (EU), Jubir pemerintah Inggris, serta Jubir Kremlin mengatakan bahwa mereka terus memantau dengan cermat perkembangan situasi terkini di Korea Selatan. 

Kementerian Luar Negeri Jerman menulis lewat media sosial X bahwa Jerman pun tengah mengamati perkembangan Korea Selatan dengan penuh keprihatinan, dan menyebut "demokrasi harus menang."