Terdapat harapan bahwa Indonesia akan mencapai tujuan ketahanan pangan dan energinya lebih cepat dengan kebijakan kolaboratif antara Korea Selatan dan Indonesia, seperti transfer teknologi dari Korea Selatan.  

Harapan itu dimunculkan dalam gelaran Seminar Internasional bertajuk "New Chapter: Improving Indonesia-Korea Relation in Prabowo Administration", yang diselenggarakan oleh Jaringan Media Siber (JMSI) di Jakarta pada hari Selasa (26/11) kemarin.

Dalam seminar itu, mantan Duta Besar Indonesia untuk Seoul, Umar Hadi mengakui bahwa Korea Selatan telah memiliki teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir yang unggul dan bahkan sangat unggul dalam bidang pertahanan, pendidikan, dan pertanian. 

Umar menegaskan perlunya untuk terhubung dengan kekuatan Korea Selatan sebagai tetangga sahabat, untuk berkembang menjadi kerja sama antar-negara. Dia menambahkan bahwa kerja sama keamanan juga perlu untuk diperluas tidak hanya pada industri pertahanan saja, namun hingga sektor pangan dan energi. 

Ia berkomitmen bahwa jika Indonesia menerima teknologi Korea Selatan, maka akan memungkinkan Indonesia untuk mempercepat tujuan kedaulatan pangan dan energi. 

Ketua Kelompok Pengelolaan Informasi Publik Kementerian Pertanian Indonesia, Erwin Zulkarnaen juga mengharapkan agar Korea Selatan dapat memberikan banyak bantuan dalam upaya Indonesia untuk transisi pertanian tradisional menuju pertanian modern, termasuk kerja sama lewat pembagian teknologi pertanian yang canggih di masa depan.