Badan Intelijen Pertahanan Ukraina (DIU) pada hari Senin (25/11) waktu setempat, mengklaim bahwa Korea Utara telah memberikan 100 unit rudal balistik jarak pendek termasuk KN-23 dan KN-24 kepada Rusia, termasuk mengirimkan pakar militer untuk memperbaiki tempat peluncur. 

KN-23 dan KN-24 merupakan rudal taktis yang menyerupai misil Rusia 'Iskander-M', dan 'ATACMS' dari Amerika Serikat, yang dijuluki sebagai 'Hwasong-11 Ga' dan 'Hwasong 11 Na' di Korea Utara. 

Otoritas Ukraina menyatakan bahwa Rusia telah menggunakan misil tersebut sejak akhir tahun lalu ketika menyerang Ukraina. 

DIU kemudian memeriksa daftar suku cadang buatan luar negeri yang ditemukan pada puing-puing KN-23 dan KN-24, dimana di antaranya terdapat suku cadang buatan Cina, AS, Jepang, Inggris, dan Swiss.

Hal tersebut menujukkan bahwa Korea Utara memproduksi misil dengan menggunakan suku cadang buatan luar negeri meskipun ada sanksi internasional sejak bulan Februari tahun 2022 lalu ketika Rusia menyerang Ukraina.

Menurut DIU, baik Rusia, Korea Utara, dan Iran terus menghindar dari sanksi internasional untuk menggunakan teknologi produksi senjata, dimana DIU telah mengumumkan informasi terkait penemuan 4.415 jenis suku cadang buatan luar negeri.