Korea Utara diyakini masih belum menunjukkan adanya peningkatan teknologi pada rudal balistik antarbenua ICBM untuk masuk kembali ke atmosfer yang diperlukan untuk dapat mencapai wilayah daratan Amerika Serikat.
Dalam sebuah wawancara dengan Brookings Institution di Washington D.C. pada hari Selasa (19/11) waktu setempat, Komandan Komando Indo-Pasifik AS, Laksamana Samuel Paparo mencatat bahwa, ICBM yang diuji coba Korea Utara pada bulan Oktober lalu mencapai ketinggian maksimum lebih dari 7.000 kilometer.
Ditambahkan pula bahwa hal itu menandakan Korea Utara mungkin memiliki kemampuan untuk mencapai target untuk seluruh wilayah daratan AS.
Ketika ditanya apakah Korea Utara telah memiliki teknologi untuk masuk kembali ke atmosfer, ia menjawab bahwa AS belum melihat adanya kemampuan seperti itu, namun menekankan adanya pengujian berkelanjutan untuk mencapai tujuan itu.
Diperkirakan pula bahwa Korea Utara akan mendapatkan teknologi terkait senjata nuklirnya, termasuk teknologi kapal selam dan teknologi propelan pada rudal, melalui kerja sama militer dengan Rusia.