Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yul meminta agar Korea Selatan dan Amerika Serikat dapat melakukan upaya yang tegas untuk mencegah dukungan militer Rusia dan pengembangan senjata nuklir Korea Utara.
Dalam forum strategi antara Korea Selatan dan AS ke-9 yang digelar di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), Washington DC pada hari Senin (18/11) waktu setempat, Menteri Cho menyatakan bahwa meskipun terdapat kekhawatiran mengenai pengaruh dari pemerintahan baru AS di bawah Trump terhadap negara aliansi, namun ia yakin bahwa aliansi antara Korea Selatan dan AS akan tetap berkembang hingga mencapai titik tertinggi dari segi kerja sama.
Menurut Cho, kondisi Korea Utara saat ini tidaklah sama, karena ancaman yang praktis meningkat secara drastis akibat pengembangan nuklir dan misil rezim Pyongyang.
Ditambahkan pula tindakan Korea Utara belakangan ini dinilai membuat seluruh dunia tidak stabil, karena pengiriman pasukan serta dukungan senjata Korea Utara ke Rusia yang turut mengancam kawasan Eropa termasuk keamanan di wilayah Indo-Pasifik.
Untuk itu upaya apapun tidak akan cukup untuk menghentikan perang di Ukraina dan dukungan militer Korea Utara ke Rusia tanpa penanganan langsung atas dukungan ilegal Korea Utara ke Rusia atau upaya denuklirisasi Korea Utara.
Menteri Cho menjelaskan bahwa Korea Selatan akan melakukan peran dan tanggung jawab penuh dalam menghadapi situasi tersebut. Dimana ia juga menekankan bahwa Israel, Yunani, dan Polandia telah mengeluarkan biaya pertahanan yang lebih banyak daripada Korea Selatan dibandingkan PDB.