Kantor berita Reuters melaporkan bahwa tim transisi Kepresidenan AS Donald Trump, berencana untuk mencabut dana subsidi terhadap mobil listrik berbasis Undang Undang Pengurangan Inflasi (IRA).

Menurut UU Pengurangan Inflasi, dana subsidi maksimal 7.500 dolar diberikan kepada satu unit mobil listrik yang diproduksi di AS, dan menyesuaikan syarat lokasi orisinal dengan bentuk pemotongan pajak. 

Namun, Presiden terpilih Trump menilai negatif atas pemberian dana subsidi tersebut, dan apabila dana itu dicabut, maka perusahaan mobil listrik dan baterai yang telah mengalami kesulitan akibat penurunan jumlah penjualan diprediksi akan terguncang.

Jumlah perusahaan produksi baterai Korea Selatan yang telah atau akan beroperasi di AS mencapai 14 perusahaan. Dimana investasi aktif perusahaan Korea Selatan tersebut dapat dimungkinkan, karena ada manfaat pemotongan pajak berbasis UU Pengurangan Inflasi di bawah pemerintahan Biden. 

Untuk menyesuaikan syarat pemberian dana subsidi, perusahaan Korea Selatan langsung membangun pabrik di AS, namun rencana serupa terpaksa mengalami gangguan akibat rencana pencabutan dana subsidi oleh Trump.

Menanggapi laporan tersebut, pemerintah Korea Selatan pada hari Jumat (15/11) menyatakan bahwa pencabutan subsidi mobil listrik berdasarkan Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) di AS belum menjadi keputusan yang pasti.

Kementerian Perindustrian Korea Selatan menambahkan bahwa pemerintah telah mengadakan pertemuan dengan berbagai sektor industri untuk menyiapkan berbagai skenario dalam menghadapi ketidakpastian serupa, serta berencana untuk berkoordinasi dengan pihak AS ke depannya.