Seorang pejabat dari Direktorat Intelijen Pertahanan Ukraina menyatakan pada hari Rabu (06/11) waktu setempat, bahwa drone kamikaze berhasil melakukan serangan pertama terhadap kapal perang Rusia di Laut Kaspia.
Ini adalah pertama kalinya militer Ukraina menyerang wilayah Dagestan di Rusia selatan, yang berjarak sekitar 1.500 kilometer dari perbatasan.
Rusia hanya mengatakan bahwa mereka berhasil menembak jatuh drone Ukraina itu dan satu orang terluka akibat pecahannya.
Selanjutnya, Ukraina terus menekankan bahwa pengiriman pasukan Korea Utara telah membawa perang ke fase baru.
Mayor Jenderal Kovalenko, Kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Ukraina, menyatakan bahwa terdapat kemungkinan adanya persiapan gelaran operasi drone karena pasukan Korea Utara sedang mempelajari drone first-person view (FPV).
Sementara itu, setelah Presiden Ukraina Zelensky mengungkapkan keterlibatan pasukan Korea Utara dalam pertempuran pada hari Selasa (05/11), sejumlah pejabat pemerintah Amerika Serikat juga mengonfirmasi hal tersebut kepada Reuters. Dimana seorang pejabat juga melaporkan bahwa pertempuran pertama terjadi pada 4 November.
Tidak hanya itu, setelah Trump terpilih sebagai Presiden AS, Zelensky juga menyatakan harapannya bahwa dukungan bipartisan terhadap Ukraina dapat terus berlanjut.
Namun, prediksi yang dominan menyebut bahwa Trump akan mengurangi atau menghentikan dukungannya untuk Ukraina secara signifikan, dengan tujuan menekan Ukraina untuk melakukan negosiasi. Dimana inti negosiasi itu adalah apakah wilayah yang sedang diduduki Rusia akan dikembalikan.
Sebelumnya, Kandidat Wakil Presiden, Vance, juga menyatakan bahwa Ukraina harus mengorbankan sebagian wilayahnya dan tidak dapat bergabung dengan NATO.